Kamis, 26 Mei 2011

JILBAB, Lambang Kebebasan Hakiki...!!!


Hari gini jilbab masih saja digugat. Beberapa negara di dunia, masih memberlakukan larangan jilbab. Seperti di Turki, Jerman, Perancis, Italia, dll. Katanya negara liberal yang menjunjung tinggi hak asasi manusia, tapi muslimahnya tidak dibebaskan berjilbab. Padahal itu merupakan hak muslimah untuk taat kepada Rabb-nya. Ironi.
Di Indonesia, yang mayoritas penduduknya muslim, jilbab sudah menjadi pemandangan biasa. Namun anehnya, masih juga ada yang berani mengusik. Terbaru, datang dari Human Rights Watch (HRW) yang melontarkan tudingan, bahwa Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Daerah Istimewa Aceh tentang Pelarangan Khalwat dan Kewajiban Mengenakan Pakaian Muslimah bagi warga Muslim di Aceh merupakan aturan yang melanggar HAM. HRW pun mengopinikan agar perda itu dicabut atau diamandemen.


Kebebasan Hakiki

Di Indonesia, jilbab sudah menjadi pemandangan biasa. Bukan semata-mata sebagai negara berpenduduk muslim terbesar bila jilbab begitu mudah dikenakan di negeri ini, lebih karena meningkatnya kesadaran kaum muslimah akan ketakwaan.
Jilbab adalah identitas kebanggaan muslimah shalehah. Mereka yang istiqomah mengenakan pakaian takwa ini, bebas beraktivitas di ruang publik tanpa halangan. Belanja, ke salon, tamasya, kuliah, bekerja dan bahkan berenang tetap bisa dilakukan. Termasuk menyopir mobil sendiri atau mengendarai motor, sudah biasa dilakukan muslimah berjilbab.
Perempuan berjilbab inipun berasal dari berbagai kalangan dan profesi. Bahkan di antara mereka, banyak yang bergelar doktor, dokter, pakar, insinyur, dan gelar akademik membanggakan lainnya. Mereka golongan cendekia yang cerdas, kritis dan kiprahnya diakui bermanfaat di tengah-tengah masyarakat.
Mereka bukan perempuan kolot dan bodoh, yang terpaksa menyembunyikan keindahan tubuhnya karena dominasi laki-laki, sebagaimana tudingan Barat. Mereka tidak merasa terbelenggu dengan berjilbab. Justru, mereka bangga dengan jilbabnya.
Jilbab merupakan lambang “kebebasan” hakiki seorang perempuan. Ya, dengan jilbab, perempuan tidak dipusingkan oleh urusan penampilan. Sebab, jilbab bisa dikenakan kapan sana dan di mana saja, setiap waktu dan dalam setiap kesempatan. Tidak lekang oleh zaman. Tidak usang oleh perkembangan mode. Dengan jilbab, tidak ada istilah saltum alias salah kostum, karena jilbab bersifat universal.
Berbeda dengan pakaian ala Barat, serba beda dalam setiap suasana. Pakaian pesta, santai, jalan-jalan dan bahkan tidur harus berbeda.  Tanpa jilbab, justru kaum perempuan “terpenjara” oleh trend fashion yang selalu berubah dengan cepat.
Demi predikat fashionable, perempuan umumnya harus selalu mengikuti trend. Perempuan seperti ini membelanjakan sebagian besar isi dompetnya untuk membeli baju model terbaru, kosmetik, pewangi dan aksesoris lainnya. Mereka juga menghabiskan sebagian umurnya di depan cermin demi sebuah predikat: cantik.
Tak cukup itu, perempuan yang mengklaim modern dan trendy ini selalu sibuk memikirkan pendapat orang lain. Apakah orang suka dengan penampilanku, akankah pujian atau celaan yang akan kuterima, apakah aku cantik dan serasi atau tidak. Inilah tembok penjara kapitalis yang hakikatnya justru mengungkung kaum perempuan. Kelihatannya mereka bebas berkeliaran di ruang publik dengan busana apapun yang mereka mau, tapi sesungguhnya pola pikirnya dijajah streotype “cantik” oleh industri kecantikan yang jahat.

Pembangnun Peradaban
Terlepas dari fenomena di atas, kita harus mengakui kontribusi perempuan berjilbab di seluruh dunia. Merekalah peletak dasar lahirnya generasi dan pembangun peradaban.
Bila perempuan berpenampilan serba terbuka ala Barat lebih banyak menjadi gula-gula dalam peradaban sekuler, perempuan muslimah yang menjaga kehormatannya memiliki peran sentral bagi kemajuan bangsanya. Ialah pelahir generasi penerus, pendidik utama dan pertama anak-anaknya.
Bila perempuan ala Barat yang berkiprah di publik, lebih mengandalkan kemolekan tubuh dan kecantikan rupanya; perempuan muslimah berkiprah memberi maslahat umat bermodal kecerdasan dan keterampilannya.  Sebagaimana ketika baginda Rasulullah SAW berhasil menancapkan dahwah dan jihadnya, disupport penuh ibunda Siti Khadijah.
Begitu pula Nur Jehan, yang namanya diabadikan dengan bangunan Taj Mahal di India sebagai bukti kecintaan rakyat atas kiprahnya. Juga ibunda Imam Syafi’i, yang menjadi pendidik utama hingga ulama besar itu menjadi ‘orang.’ Belum lagi para syahidah, pejuang Islam yang menggoreskan tinta emas dalam sejarah panjang peradaban dunia.

Timbangan Syariat
Berbicara soal jilbab, Islam memang sudah mengaturnya dengan jelas. Kaum perempuan wajib mengenakannya tanpa reserve. Karena itu, larangan jilbab tak akan menyurutkan niat para muslimah shalehah itu untuk mengenakannya. Mereka jauh lebih takut kepada Allah SWT dibanding takut kepada penguasa laknatullah.
Bagaimana kaum muslimah bisa seteguh itu memegang prinsipnya? Ini karena Islam sudah mengatur, bahwa pakaian bukan sekadar penutup malu, lambang kepribadian atau pemanis penampilan. Pakaian adalah identitas ketakwaan. Karena itu, pakaian sudah didesain Allah SWT sebagai panduan bagi mereka yang mengaku bertakwa.
Bagi muslimah, kewajiban berpakaian takwa dimulai dari kewajiban menutup aurat. Jumhur ulama tidak berbeda mengenai status hukum, bahwa hukum menutup aurat adalah wajib, dimana batasan aurat perempuan adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Sabda Rasulullah SAW:
“Tidak dibenarkan bagi seorang wanita yang percaya kepada Allah dan hari kemudian untuk menampakkan kedua tangannya kecuali sampai di sini (nabi kemudian memegang setengah dari tangannya)” (HR ath Thabari).
Nah, untuk menutup tubuh ini, diperintahkan mengenakan jilbab (QS Al Ahzab [33]: 59) dan kerudung/khimar (QS An Nur [24]: 31).
Surat Al Ahzab ayat 59 berbunyi:
يٰأَيُّهَا النَّبِىُّ قُل لِأَزوٰجِكَ وَبَناتِكَ وَنِساءِ المُؤمِنينَ يُدنينَ عَلَيهِنَّ مِن جَلٰبيبِهِنَّ ۚ ذٰلِكَ أَدنىٰ أَن يُعرَفنَ فَلا يُؤذَينَ ۗ وَكانَ اللَّهُ غَفورًا رَحيمًا
Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Surat An Nur ayat 31
وَقُل لِلمُؤمِنٰتِ يَغضُضنَ مِن أَبصٰرِهِنَّ وَيَحفَظنَ فُروجَهُنَّ وَلا يُبدينَ زينَتَهُنَّ إِلّا ما ظَهَرَ مِنها ۖ وَليَضرِبنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلىٰ جُيوبِهِنَّ ۖ وَلا يُبدينَ زينَتَهُنَّ إِلّا لِبُعولَتِهِنَّ أَو ءابائِهِنَّ أَو ءاباءِ بُعولَتِهِنَّ أَو أَبنائِهِنَّ أَو أَبناءِ بُعولَتِهِنَّ أَو إِخوٰنِهِنَّ أَو بَنى إِخوٰنِهِنَّ أَو بَنى أَخَوٰتِهِنَّ أَو نِسائِهِنَّ أَو ما مَلَكَت أَيمٰنُهُنَّ أَوِ التّٰبِعينَ غَيرِ أُولِى الإِربَةِ مِنَ الرِّجالِ أَوِ الطِّفلِ الَّذينَ لَم يَظهَروا عَلىٰ عَورٰتِ النِّساءِ ۖ وَلا يَضرِبنَ بِأَرجُلِهِنَّ لِيُعلَمَ ما يُخفينَ مِن زينَتِهِنَّ ۚ وَتوبوا إِلَى اللَّهِ جَميعًا أَيُّهَ المُؤمِنونَ لَعَلَّكُم تُفلِحونَ
Artinya: Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”
Jilbab adalah pakaian luas semacam baju kurung yang menutupi seluruh tubuh dari leher, dada, tangan  sampai kaki  dan kerudung untuk menutup kepala, leher sampai dengan dada.
Jilbab merupakan pakaian wanita pada kehidupan umum/keluar rumah: pasar, jalan dsb. Jilbab merupakan pakaian longgar yang menutupi pakaian keseharian wanita di rumah. Hal ini bisa difahami dari hadits Ummu ‘Athiyah ra.
عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُخْرِجَهُنَّ فِي الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى الْعَوَاتِقَ وَالْحُيَّضَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الصَّلَاةَ وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِينَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِحْدَانَا لَا يَكُونُ لَهَا جِلْبَابٌ قَالَ لِتُلْبِسْهَا أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا[5]
artinya: dari ummu athiyah berkata: Rasulullah SAW memerintahkan kepada kami untuk keluar pada hari fithri dan adha, baik gadis yang menginjak akil baligh, wanita-wanita yang sedang haid maupun wanita-wanita pingitan. wanita yang sedang haid tetap meningggalkan shalat, namun mereka dapat menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum muslim . Aku bertanya, “wahai rasulullah salah seorang diantara kami ada yang tidak memiliki jilbab?” rasulullah saw menjawab: hendaklah saudarinya meminjamkan jilbabnya kepadanya (HR. Muslim).
Makna hadits ini, ada perempuan yang di rumah mengenakan pakaian biasa, tapi tidak punya jilbab untuk keluar rumah. sebab tidak mungkin perempuan itu sama sekali tidak berpakaian di dalam rumahnya. hanya saja, pakaian sehari-harinya di rumah bukan berupa jilbab, sebagai syarat untuk bisa keluar ke ruang publik.


Khatimah

Dengan uraian di atas, tak ada gunanya melarang jilbab. Upaya menghalangi ketakwaan kaum muslimah hanya akan sia-sia. Apalagi larangan itu didengungkan segelintir manusia.( Asri Supatmiati//http://hizbut-tahrir.or.id/2010/12/08/jilbab-lambang-kebebasan-hakiki/)



Sabtu, 21 Mei 2011

Melo oh melo Vs Nasyid rap SOA

Ada alasan kenapa saya males bener dengar lagu-lagu melo dan cengeng meski jenisnya disko bahkan rapp atau rock sekalipun. Seperti pagi ini,merdunya suara emas artis baheula dengan lirik-lirik ‘mengenaskan’ yg full sedih, sebuah kisah cinta. Bagi saya itu penjerumusan perasaan yang sangat sadis. Orang sedih bukannya di hibur, malah di suguhi lirik-lirik putus asa dan murahan,seolah-olah yang ada di dunia ini hanya ada cinta, perasaan dan pilu yang mendalam. Oalaahhh…bukannya terlepas dari sedihnya,mungkin jadi inspirasi untuk bunuh diri. Wa kk...
Karena merasa tidak ada guna hidup di dunia ini, larut dalam duka dan keputus asaan. Kalau kata mbah Aristoteles musik mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme.
Nahh khan…??
Bagaimana dengan kreatifitas pencipta lagu saat ini, kalau suguhan irama melankolis dan lirik-liriknya bukan menghibur atau memberi semangat hidup??
ngantuuuukkkk.....
Okelah kalau begitu,sebagai semangat pembaca kali ini..ini nih ada satu lagu favorit yg seringkali membakar semangat hariku...tapi baca dulu sekilas tentang group RAP muslim yg satu ini.
Pernah mendengar nama Soldiers of Allah, atau biasa disebut SOA? mungkin generasi millenial sekarang gak kenal yach...zaman saya ini tenar banget diantara aktivis DAkwah Syariah dan Khilafah. KAlau gak kenal wajar sih kayanya saya yang sudah tua ini..ha ha..
Tenang, ini bukan grup teroris baru saingan Al Qaidah (yang entah ada dimana dan siapa). SOA adalah sebuah grup rap atau hip-hop asal Amerika. Sesuai dengan namanya, mereka mengenalkan nilai-nilai Islam lewat lagu-lagunya yang lebih mirip berceloteh.

SOA sendiri berasal dari Los Angeles, California, dan dalam lima tahun belakangan ini cukup mengejutkan industri musik Amerika. Album terakhir mereka, 1924, menjadi salah satu album yang paling sukses. Dalam lagu-lagunya, mereka tidak tanggung-tanggung, selain membicarakan nilai-nilai Islam, juga banyak menceritakan sejarah Islam, Khilafah, dan juga tokoh-tokoh besar Islam di masa lampau seperti Salahuddin, Khalid bin Walid, atau Harun al-Rashid.

SOA tidak sendirian. Mereka diikuti oleh Mecca2Medina, Poetic Pilgrimage, serta masih banyak grup rap lainnya. Dua nama terakhir berasal dari Inggris, namun cukup bunyi di Amerika dan dunia musik internasional.

Saat ini memang, grup-grup rap Islami banyak bermunculan di Amerika, dan trend ini dengan sendirinya menunjukan minat masyarakat AS terhadap Islam.

Saat ini, yang tengah naik daun adalah Hamza Perez, seorang penyanyi dari Puerto Rico namun sangat terkenal di dunia rap Amerika. Ia baru saja mengeluarkan karya bertitel “New Muslim Cool”, sebuah film dokumenter.

Hamza Perez asalnya seorang penyanyi rap yang lekat dengan dunia narkoba. Dalam dunia rap Amerika, hampir bisa dipastikan, drugs dan seks selalu menjadi bagian besarnya. Hamza tampaknya merasa putus asa bagaimana menghentikan ketergantungannya pada dua hal itu, namun ketika ia memeluk Islam, ia serta-merta berhenti. Sesuatu yang aneh, menurut Hamza. “Namun, saya tidak bisa berhenti dari musik hip-hop!” tandasnya.


Setelah masuk Islam, Hamza baru tahu banyak kejadian yang merugikan Islam. Misalnya saja, FBI seringkali menghancurkan masjid-masjid tanpa ada alasan. Ia dijebloskan ke penjara, namun di hotel Prodeo itu, Hamza mengajarkan Islam kepada para tahanan yang lain. “Sekarang, bagi saya, karena saya tidak bisa berhenti dari musik, maka musik saya sepenuhnya jalan dakwah saya.” ujarnya.

Saat ini, para penyanyi rap dan hip-hop Muslim di Amerika lebih banyak tinggal di daerah Bay-Area. Menurut Tyson Amir-Mustafa, 29, seorang warga San Jose yang telah merilis empat album rap Islami, Islam masih sangat baru di daerah itu, tapi berkembang sangat cepat.


Menurut Mustafa, sangat sulit untuk menciptakan sebuah lagu rap Islami. Karena, seperti yang diketahui, Islam bukanlah sebuah agama yang membebaskan perbuatan dan perkataan kotor, sedangkan rap sudah identik dengan sumpah serapah dan caci maki. Namun, satu hal yang membuat Mustafa dan para rapper lainnya menjadi terbuka, tema yang bisa diangkat dalam Islam menjadi sangat luas. “Kalau Anda ingin mengetahui perbedaan Islam dengan agama lainnya, dengarkanlah musik kami. Musik rap kami mempunyai integritas.” jelasnya.

Tampaknya, seperti zaman yang kini sedang berkembang, musik rap Islami akan menjadi alternatif yang semakin banyak dipilih oleh masyarakat Amerika, sekaligus juga mengenalkan dan mengajak orang kepada Islam, sebuah agama yang jauh sama sekali dari kata teror.
Dah sedikit jelas khan....Simak yuukkk...

Bring back Islam

Bring back Islam
Bring back the state
When I said no more wait
I meant..
NO MORE WAIT!!!!!!

No more watching brothers die
No more watching sisters cry
Oh Muslim ummah Rise!!
Rise up from these lies
Rise up from nationalism pride
Allah is on our side
We will never compromise

Muslim for life!
Muslims unites!!
Billion and a half Muslims
They can’t make us or break us
Don’t judge us aside
By our faces and places
Color blind...!!!
No spaces for racist
Travelers in this life
Your lies can never fool us
Islam is the ONLY solution
To the problems that face us
We won't compromise Islam!!
These kafirs can never take us

When they drop bombs
On our brothers...It hits us
We don’t mix action with our prayer
Oh Allah......forgive us!
Let us rise up for Islam
Like we rise up for fajr at dawn
Uniting under one flag,
Using Islam as our only bond
Its time to take a stand!
Follow ONLY Allah’s Commands!
Put Khilafah back on the map
It's time to bring Islam back

Bring Islam Back Bring Islam Back
Bring Islam Back Bring Islam Back
Bring Islam Back Bring Islam Back
Bring Islam Back Bring Islam Back

No KHALIFAH?
Where are we heading’?
Without Islam
We’re stressing
Implement Allah’s blessing
That’s what I am addressing
Apart from this kufur scheme
Bring Islam back to the scene
Let’s unite the Ummah!!
Following only the Quran
And the Sunnah
Even if all the kafirs got together...
They still couldn’t stop this Ummah!

We love Islam More than we love life
Got Muslim brothers on my side
Keeping each other in line
With One vision.....
The Deen of Haq
With One mission.....
To Bring Islam Back!
One Ummah!
One agenda!
Allahu Akbar
Insha-Allah I will see you in Jannah
Takbir!!!!
Allahu Akbar Allahu Akbar

The Ummah was once
One body undefeated
Until colonialism crept in
And separated us
According to land
According to geography
According to nationality
Now we suffer tyranny
Since the Khilafah been destroyed
We have been more than 50 states
Put in place puppet rulers
With stupid grins on their face
Race or skin
Your criteria of bond?
Shallow thinking
And superficial is how we call it
This reality states
that mankind needs revival
Based on what?
Definitely not the instinct of survival
Tribe-lism has infiltrated our mind
Has divided or lands
Now tells me where is our IMAMM?

Bring Islam Back Bring Islam Back
Bring Islam Back Bring Islam Back
Bring Islam Back Bring Islam Back
Bring Islam Back Bring Islam Back

Muslim Ummah’s Driving
But there’s no one to steer
Over a billion & ½ Muslims
But we got no Amir
When our enemies
Use to see the flag
They use to be in fear
They couldn’t hurt Muslims
Because Khalifah was here
So many years without a State
Muslims minds in rust
Now we must reestablish Islam
Reestablishment is a must
Fear no one but Allah
In Allah we trust
If you are down with Islam
Then you’re down with us!!!

Remember these words
Bring Islam back!
Time is slipping
So Get back on the right track
No more borders between our land
No more kufur system to be run
All of these belong to one land
Part of once mighty Islamic span
More than 52 nations we fall
One nation strong we stand tall
Waiting for the Ummah’s call
Once again and for all
Reestablish Islam to rule all

Muslims are suppose to be
The example to mankind
It’s an obligation
To have implementation
Of every legislation
In our daily life
Without hesitation
Stick to our only example
Prophet of ALLAH
He did not improvised
Unlike our present leaders
That’s why there is no surprise
Our situations today
Ya Muslimeen
Ya Mu’meneen
Open up your eyes
Aim for the ultimate prize
Which is paradise
Allah’s laws
By definition has no flaw
So why do we pause?
Tell me what’s the cause
Hold your applause
Takbir!!!!!


Keren khan???

Farisah Addien , 21 Mei 2011


JILBAB, Lambang Kebebasan Hakiki...!!!

Hari gini jilbab masih saja digugat. Beberapa negara di dunia, masih memberlakukan larangan jilbab. Seperti di Turki, Jerman, Perancis,...